Mendidik Generasi Qur'ani
Itulah judul kajian pagi ini, yang dibawakan oleh Dr Iskandar Mirza, M.Ag
Seperti biasa setiap bangun shubuh, itu rasa mual melanda, tapi entah mengapa pagi ini sepertinya ada dorongan kuat dalam hati bahwa ku perlu Shalat Shubuh Berjama'ah di Masjid dan mengikuti kajian shubuh ini, dan sungguh sangat lembut Allah mengingatkanku huhu
Memiliki Generasi Qur'an pastilah menjadi dambaan setiap keluarga muslim
Tapi sayangnya banyak yang tahu bahwa hal itu baik, tapi dalam mewujudkan hal tersebut tidaklah semudah membalikan telapak tangan, terlebih untuk saya dan suami
Dalam kajian tersebut Ustadz mengatakan bahwa penyebab dari kehancuran kualitas generasi muda saat ini adalah karena tidak dekat dengan Al Qur'an
Sebagaimana diketahui bahwa zaman ini teknologi semakin canggih, manusia disibukan dengan berbagai aplikasi terutama semenjak ada whatsaap dan media sosial lainnya. Intensitas dengan Al Qur'an semakin lama semakin berkurang
Padahal dengan dibacanya 1 huruf saja sudah pahala, apalagi dengan selalu melantunkannya dalam segala aktivitas (murajaah). Malaikat tidak bisa membaca Al Qur'an hanya bisa menyampaikannya saja (bunyinya) ketika masih menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad
Jujur saya tidak mencatat dalilnya tapi ada beberapa poin yang insya Allah bisa dijadikan renungan bersama, yaitu perihal:
1. Al Qur'an membuat "otak hidup"
Apa maksud dari Al Qur'an membuat otak hidup?
Dalam otak manusia ada yang namanya neuron, apa yang terbaca jika hal tersebut dibaca oleh orang Arab? Nur_ON. Ya Al Qur'an adalah cahaya, ayat-ayat Al Qur'an lah yang membuat otak "bercahaya" kemudian saling terhubung dengan sinap. Apakah orang-orang terdahulu seperti Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad, Ibnu Sina, Ummar bin Khattab, bersekolah di universitas?
Namun mengapa pengetahuan dan akhlak mereka begitu memesona?
Karena mereka mengisi diri dengan Al Qur'an. Dengan mengisi diri dengan Al Qur'an maka pemahaman akan semakin mudah
2. Khatam Al Qur'an
Nah untuk ini, hal ini menjadi tantangan di zaman sekarang. Bagaimana tidak, seberapa banyak waktu yang dihabiskan berinteraksi dengan medsos jika dibandingkan dengan Interaski Al Qur'an. Pada zaman sahabat dulu, khataman dilakukan seminggu sekali, ya seminggu sekali, bagaimana dengan diri kita?
Ustadz mengatakan bahwa ada minimal jumlah ayat yang dibaca setiap harinya, berikut klasifikasinya:
a. Orang yang lalai
Seseorang termasuk orang yang lalai, ketika membaca Al Qur'an kurang dari 50 ayat. Jika setiap hari membaca kurang dari 50 ayat maka dia tertulis sebagai orang yang lalai.
b. Orang yang membaca minimal 100 ayat akan mendapat penjagaan dari Al Qur'an sewaktu hari kiamat nanti (ini perlu di kroscek lagi, karena lupa)
c. Tidak dituntut oleh Al Qur'an
Barang siapa yang minimal membaca 200 ayat per harinya, maka nanti saat yaumul hisab tidak akan dituntut oleh Al Qur'an karena lalai dalam membacanya sewaktu masih di dunia
3. Al Qur'an sebagai Makhluk dan Al Qur'an sebagai Kalam
Al Qur'an sebagai kalam ketika manusia masih menjadi mahkluk, dan Al Qur'an akan menjadi makhluk ketika manusia sudah menjadi mayit di dalam kubur. Ayat-ayat Al Qur'an yang sering dibaca dan dihafal akan menjadi cahaya saat di kubur nanti.
Semoga catatan kecil ini bermanfaat :)
Seperti biasa setiap bangun shubuh, itu rasa mual melanda, tapi entah mengapa pagi ini sepertinya ada dorongan kuat dalam hati bahwa ku perlu Shalat Shubuh Berjama'ah di Masjid dan mengikuti kajian shubuh ini, dan sungguh sangat lembut Allah mengingatkanku huhu
Memiliki Generasi Qur'an pastilah menjadi dambaan setiap keluarga muslim
Tapi sayangnya banyak yang tahu bahwa hal itu baik, tapi dalam mewujudkan hal tersebut tidaklah semudah membalikan telapak tangan, terlebih untuk saya dan suami
Dalam kajian tersebut Ustadz mengatakan bahwa penyebab dari kehancuran kualitas generasi muda saat ini adalah karena tidak dekat dengan Al Qur'an
Sebagaimana diketahui bahwa zaman ini teknologi semakin canggih, manusia disibukan dengan berbagai aplikasi terutama semenjak ada whatsaap dan media sosial lainnya. Intensitas dengan Al Qur'an semakin lama semakin berkurang
Padahal dengan dibacanya 1 huruf saja sudah pahala, apalagi dengan selalu melantunkannya dalam segala aktivitas (murajaah). Malaikat tidak bisa membaca Al Qur'an hanya bisa menyampaikannya saja (bunyinya) ketika masih menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad
Jujur saya tidak mencatat dalilnya tapi ada beberapa poin yang insya Allah bisa dijadikan renungan bersama, yaitu perihal:
1. Al Qur'an membuat "otak hidup"
Apa maksud dari Al Qur'an membuat otak hidup?
Dalam otak manusia ada yang namanya neuron, apa yang terbaca jika hal tersebut dibaca oleh orang Arab? Nur_ON. Ya Al Qur'an adalah cahaya, ayat-ayat Al Qur'an lah yang membuat otak "bercahaya" kemudian saling terhubung dengan sinap. Apakah orang-orang terdahulu seperti Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad, Ibnu Sina, Ummar bin Khattab, bersekolah di universitas?
Namun mengapa pengetahuan dan akhlak mereka begitu memesona?
Karena mereka mengisi diri dengan Al Qur'an. Dengan mengisi diri dengan Al Qur'an maka pemahaman akan semakin mudah
2. Khatam Al Qur'an
Nah untuk ini, hal ini menjadi tantangan di zaman sekarang. Bagaimana tidak, seberapa banyak waktu yang dihabiskan berinteraksi dengan medsos jika dibandingkan dengan Interaski Al Qur'an. Pada zaman sahabat dulu, khataman dilakukan seminggu sekali, ya seminggu sekali, bagaimana dengan diri kita?
Ustadz mengatakan bahwa ada minimal jumlah ayat yang dibaca setiap harinya, berikut klasifikasinya:
a. Orang yang lalai
Seseorang termasuk orang yang lalai, ketika membaca Al Qur'an kurang dari 50 ayat. Jika setiap hari membaca kurang dari 50 ayat maka dia tertulis sebagai orang yang lalai.
b. Orang yang membaca minimal 100 ayat akan mendapat penjagaan dari Al Qur'an sewaktu hari kiamat nanti (ini perlu di kroscek lagi, karena lupa)
c. Tidak dituntut oleh Al Qur'an
Barang siapa yang minimal membaca 200 ayat per harinya, maka nanti saat yaumul hisab tidak akan dituntut oleh Al Qur'an karena lalai dalam membacanya sewaktu masih di dunia
3. Al Qur'an sebagai Makhluk dan Al Qur'an sebagai Kalam
Al Qur'an sebagai kalam ketika manusia masih menjadi mahkluk, dan Al Qur'an akan menjadi makhluk ketika manusia sudah menjadi mayit di dalam kubur. Ayat-ayat Al Qur'an yang sering dibaca dan dihafal akan menjadi cahaya saat di kubur nanti.
Semoga catatan kecil ini bermanfaat :)
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih sudah berkunjung ke blog ini. Semoga bisa jadi partner bertumbuh bagi rekan-rekan semua ya