Yogyakarta, kota Sejuta Rasa (Part 1)
Yogyakarta, salah satu kota yang tak pernah terpikirkan olehku jika kota ini akan membawa kesan yang berbeda di hati ini. Bagaikan candu, selalu ingin kembali ke kota itu.
Berawal dari pernikahan kakakku (Tahun 2013) dengan Orang Yogyakarta, aku pun menjadi familier dengan kota ini. Sedikit demi sedikit aku mulai mengenal daerah-daerah yang ada di Yogyakarta. Warganya yang ramah dan suasana keratonnya yang masih kental membuat diri ini betah berlama-lama disana, tentunya banyak pula kuliner yang kusukai, kecuali gudeg karena ga suka makanan manis hehe
Setelah hari nikah kakakku itu, ternyata aku pun kembali ke kota ini untuk belajar Bahasa Inggris di Jogja English selama 4 bulan. Sembari mengisi waktu kosongku hingga saat tes masuk pascasarjana tiba. Sehari dua hari menjadi bulan, kota ini benar-benar menyenangkan hingga akhirnya yang nantinya sudah mantap mengambil kuliah di UPI beralih menjadi UGM. Kampus dimana aku pertama kalinya menghadiri seminar dimana di seminar tersebut ada salah satu penulis inspiratifku yaitu Mas Rangga Al Mahendra suami dari Mba Hanum, penulis novel spektakuler "Cahaya di Langit Eropa". Wajahnya yang teduh benar-benar mewakili sebagian besar masyarakat Jogja, ramah, santun dan sederhana
Bersambung .......
Berawal dari pernikahan kakakku (Tahun 2013) dengan Orang Yogyakarta, aku pun menjadi familier dengan kota ini. Sedikit demi sedikit aku mulai mengenal daerah-daerah yang ada di Yogyakarta. Warganya yang ramah dan suasana keratonnya yang masih kental membuat diri ini betah berlama-lama disana, tentunya banyak pula kuliner yang kusukai, kecuali gudeg karena ga suka makanan manis hehe
Setelah hari nikah kakakku itu, ternyata aku pun kembali ke kota ini untuk belajar Bahasa Inggris di Jogja English selama 4 bulan. Sembari mengisi waktu kosongku hingga saat tes masuk pascasarjana tiba. Sehari dua hari menjadi bulan, kota ini benar-benar menyenangkan hingga akhirnya yang nantinya sudah mantap mengambil kuliah di UPI beralih menjadi UGM. Kampus dimana aku pertama kalinya menghadiri seminar dimana di seminar tersebut ada salah satu penulis inspiratifku yaitu Mas Rangga Al Mahendra suami dari Mba Hanum, penulis novel spektakuler "Cahaya di Langit Eropa". Wajahnya yang teduh benar-benar mewakili sebagian besar masyarakat Jogja, ramah, santun dan sederhana
Bersambung .......
Jogja memang memberikan sejuta pesona bagi pengunjungnya. Salah satu yang aku kunjungi bulan agustus lalu adalah rumah makan Sekar Kedaton. Suka banget sama tempatnya, belum bisa move on dari Jogja
BalasHapusKenapa ya Jogja ngangenin banget?
BalasHapusBaru sekali sih kesana. Tapi bener2 berbekas, dan pengen balik lagi. Apalagi kesana nya waktu itu dalam rangka honeymoon (yg tertunda) xixiii
Jogja itu emg bisa bgt jd tempat kenangan buat semua org ya dha.. aku jg dlu akhirnya sma aryo jg brawal dri tour ke jogja loh.. mknya nnti stlh nikah pgen bgt bisa main ke jogja lagi smbil mengenang perjalanan awal kami hihii semoga disegerakan yaa.. aamin
BalasHapusAku juga suka kota Yogya, kota yang memberikan kesan berbeda, juga pernah beberapa kali melukis kenangan dengan orang-orang yang hari ini tinggal menjadi kenangan :D
BalasHapusJogja memang tempatnya unik2, orang2nya ramah, dan yang paling aku suka dari mereka itu (orang-orang yang saya kenal) budaya literasinya tinggi. Jadi enak kalau jadi teman diskusi
BalasHapusiya teh emang sejuta rasa banget kota yogyakarta mah..pengen ke sana lagi
BalasHapusMemang berkesan bgt ya kota Yogyakarta. Suka suasana dan masih bnyak yg bersepeda ontel
BalasHapusSudah lama aku tidak ke Jogja teh. Terakhir wktu kelas 2 SMP. Pengen bgt suatu saat ke Jogja lg bareng keluarga. Naik kereta kyknya lebih asik :-)
BalasHapusAku mau lagi kejogja, kemarin ke jogja belum puas huhuhu. Pengen bekpekeran sama anak2 di jogja.
BalasHapusseneng banget ketemu mas Rangga Almahendra, saya pengen banget ke JOGJAKARTA naik kereta
BalasHapus