Tidying Clothes Part 2

Bingung mau nulis apa di part ke-2 ini karena tenaga dan waktu belum cukup untuk membereskan baju-baju dan juga storagenya secara keseluruhan. Karena kondisi baru aja pindahan dan Saya & Pa Suami memang bekerja di ranah publik dari hari Senin-Jum'at pulang kadang jam 9 malem. Adapun di weekend saya dan suami masih banyak berbenah di kontrakan kami yang lama, ga enak juga nitip barangnya kelamaan sama Ibu Kos. Jadi ceritanya ada 1 kamar lagi di kontrakan yang berisi banyak barang yang perlu kami benahi. Karena tenaga kami terbatas, jadilah ga bisa sekaligus untuk berbenah di kontrakan lama, maka dari itu kami menyortir sebisa kami, berdasarkan spark joy or not daaan ternyata banyak yang dibuang huhu. Saya menceritakan hal ini bukan untuk pamer "jadwal" kami yang sibuk hanya ingin menjelaskan yang sebenarnya hihi. Bahwa kami (saya dan suami) insya Allah tak kalah semangat dengan memanfaatkan waktu yang kami punya dan kondisi yang sedang dialami. Jujur aja kemaren hampir nangis lagi karena belum beres 100% terutama dalam hal storage, tapi Pa Suami always menguatkan "Bunda pasti bisa, kita pasti bisa, insya Allah semuanya akan beres". Abis dibilangin gitu langsung nyess

Jadi inilah kondisi lemari pakaian kami yang sekarang sudah spark joy, untuk dilihat :)
Kondisi Pakaian Pa Suami  #1
Kondisi storage pakaian kerja Pa Suami

Kondisi Storage untuk bagian bawahan dan baju kerja saya

Setelah pakaian Pa Suami ditata seperti ini, keluarlah pernyataan "ya ya enak jadinya, lebih cepet ngambil baju yang lagi dicari hehe". Alhamdulillah beliau pun merasa senang untuk berkonmari bersama istrinya ini. ternyata bener ya, kita contohkan saja dulu, kalau memang kerasa manfaatnya nanti juga pasti diikutin.

Alhamdulillah walaupun blum beres 100% karena masih belum punya waktu untuk berkreasi dalam hal storage, manfaatnya sudah kerasa banget. Sampai ngaruh juga ke pola pikir dalam menyelesaikan permasalahan.

Hikmah setelah berkonmari di bagian pertama ini:

Pertama, Lebih bijak dalam membeli suatu barang (tidak konsumtif), khususnya untuk case tidying clothes, lebih bijak dalam membeli pakaian. Ternyata banyak juga yang ga kepakai, huhu. Tidak mau terjebak lagi dengan "promo" di mall dan "sayang, kalau yang pakaian ini dibuang" wkwk

Kedua, Lebih bijak dalam menata, yes ternyata kerapihan mempengaruhi suasana hati. Semakin rapih semakin happy. Ngeliat deretan baju yang rapih bener-bener perlahan-lahan mindset dalam menjalani hidup pun semakin membaik. Dan sampai pengaruh juga ke pengaturan keuangan keluarga hihi.

Ketiga, Jadi secara otomatis punya mindset "ini perlu ga? ini bikin happy ga kalau dikoleksi?" dalam hal apapun jadinya otomatis gitu jadinya, ya walaupun masih sering galau tapi jadi lebih efektif dan tau ambil keputusan apa.

Keempat, Lebih gampang untuk melepas barang. Jujur saya ini tipikal yang bisa dibilang ga gampang ngelepas suatu barang, "hemanan" kalau kata orang sunda mah. Tapi dipikir-pikir kenapa harus "dipendem" terus tu barang kalau memang ga dipake mah.

Kelima, mempererat kerja tim dengan Pa Suami dalam hal berbenah di rumah. Alhamdulillah Allah karuniakan suami yang ringan tangannya untuk membantu istrinya dalam pekerjaan rumah. Beliau dengan open minded mau belajar bareng berkonmari dengan saya

Beginilah sebagian ceritaku, intinya saya menjadi lebih memahami dibalik suatu hal yang indah ada perjuangan yang perlu dilakukan untuk menggapainya, semoga lelah ini lillah dan berpahala di hadapan Allah, Aamiin :)

#konmariindonesia #konmarimethod #shokyuuclass




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Perbedaan Learning dan Training

CREATIVITY

Mengenalkan Fitrah Seksualitas pada Anak